Di pontianak, tanpa sengaja si patrick bertemu
dengan pemilik NGO canopy,
lagi asik asiknya main laptop di kamar, si
aptrick menelpon, " cepetan kamu datang, saya tidak mengerti apa orang ini
bicarakan, nada suara si patrick agak panik, ya, maklumlah, memang dia kurang
bisa bahasa inggris, kecuali sedikit dan seadanya, saya pun bergegas ke
restaurant gardena, ternyata memang benar, lagi banyak orang yang makan sambil
berbincang ( namanya juga restaurant :)) . saya pun menghampiri dan bersalaman
dengan General manager Gardena Resort dan Mas Dany , beliaulah pemilik NGO
Canopy, bahasa bicaranya sangat sopan dan berwibawa, dan pada akhirnya kami
bertukar pikiran tentang pembuatan film. dan si patrick tertarik untuk mengajak
Mas dany untuk terlibat dalam pembuatan film ini, soalnya mas dany sangat
professional dalam photography dan film maker, dari mas dany pulalah kami
mendapatkan tempat yang akan kami survei, referensi desa tentang suku iban yang
pertama adalah kedungkan, menurut mas dany inilah desa yang masih asli, dan
dari mas dany, kami bisa kontak mas agus trianto yang sangat tahu tentgang
danau sentarum dan suku iban.
........
keesokan harinya ,,berangkatlah kami menuju kota
puttusibau, sebuah kota kecil, dan kami pun menginap di mess pemda, menurut apa
yang dibaca patrick di lonely planet, hotel ini paling bagus... tapi hotel ini
semacam wisma biasa saja, dan memang ternyata ada hotel lain seperti hotel
sanjaya yang jauh lebih bagus.
Putussibau adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat,Indonesia.
Putussibau, yang sekaligus sebagai ibukota Kabupaten Kapuas Hulu, dapat ditempuh
lewat transportasi Sungai Kapuas sejauh
846 km dan lewat jalan darat sejauh 814 km dari Pontianak,
ibukota Kalimantan Barat.
Kota ini terletak di hulu Sungai Kapuas yang
memiliki panjang 1,143 kilometer, dan 56 persen dari luas wilayah kabupaten ini
adalah kawasan konservasi dalam bentuk taman nasional dan hutan lindung.
(Coordinates: 0°51'58"N 112°55'28"E)
Tanggal lahir kota ini, yaitu 1 Juni,
diperingati berdasarkan Piagam Kesepakatan Seminar Hari Jadi Kota Putussibau,
yang ditanda-tangani oleh 25 orang peserta Seminar Pengkajian Sejarah Hari
Jadinya Kota Putussibau, yang diselenggarakan pada 12 – 14 Februari 2005.
ASAL USUL KOTA
PUTUSSIBAU
Putussibau adalah
sebuah kecamatan diKabupaten Kapuas
Hulu,Kalimantan Barat, Indonesia. Putussibau, yang sekaligus sebagai ibukotaKabupaten Kapuas
Hulu, dapat ditempuh
lewat transportasi Sungai Kapuassejauh 846 km dan lewat jalan darat sejauh 814km dariPontianak , ibukotaKalimantan Barat. Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu Daerah Tingkat II di propinsi Kalimantan Barat.
Memiliki luas wilayah 29.842 km², dan berpenduduk 186.318 jiwa
(2002).Kota ini terletak di huluSungai Kapuasyang
memiliki panjang 1,143 kilometer, dan56 persen dari luas wilayah kabupaten ini
adalah kawasan konservasi dalam bentuk taman nasional dan hutan lindung. (Coordinates:
0°51'58"N 112°55'28"E)Kota
Putussibau berdiri pada tanggal 1 Juni 1895, sewaktu pemerintah kolonialHindia
Belanda menempatkan seorang
Controleur
di wilayah Boven
Kapuas bernama L.C.Westenemk (1895-1897) yang berkedudukan di Putussibau.
Wilayah Boven Kapuas sendirimerupakan salah satu
onderafdeeling
dari Residen
Sintang.
Berdasarkan landasan historis, pemerintah Kabuaten Kapuas Hulu mengadakan
Seminar yang membahas ”Hari Jadi KotaPutussibau”
pada tanggal 14-15 Februari 2005 di Putussibau. Hasil seminar tersebutmenjadi
dasar keluarnya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 3Tahun
2006 Tentang Penetapan Hari Jadi Kota Putussibau.Pada mulanya, penduduk yang mendiami Kota Putussibau adalah orang-orangDayak Kantu’ dan Dayak Taman. Masyarakat Dayak
Kantu’ berasal dari daerah Sanggauyang bermigrasi ke arah timur dan
menetap di sebelah selatan Kota Putussibau, sedangkanorang-orang Dayak Taman tinggal menyebar di Kota Putussibau.
Orang-orang yang beragama Islam di Kota Putussibau berasal dari
suku Dayak Taman dan Dayak Kayan yangmemeluk agama Islam.
ASAL
USUL KOTA PUTUSSIBAU
A.Pertumbuhan dan
Perkembangan Kota Putussibau
Putussibau pada
masa sekarang merupakan Ibukota Kabupaten Kapuas Hulu yang berada di wilayah propinsi Kalimantan
Barat. Keberadaan Kota Putussibau tidak terlepas dari adanya
pemerintahan tradisional zaman dahulu hingga pemerintah modernsesudah masuknya Bangsa Belanda dalam bentuk pemerintahan
Koloni Belanda.Putussibau sendiri
merupakan satu nama daerah atau tempat di antara beberapa namadaerah
yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Di antara nama daerah di wilayahKabupaten Kapuas Hulu, selain Kota Putussibau
yang sejak zaman dahulu adalahEmbaloh,
Kalis, Suhaid, Selimbau, Silat, Bunut dan lain-lain. Nama-nama daerah ituzaman
dahulu adalah nama-nama kerajaan yang ada di wilayah Kapuas Hulu. Namunsekarang daerah tersebut telah menyatu menjadi
bagian yang integral dari NKRI,khususnya sejak terbentuknya Pemerintahan
Administratif pada tahun 1953 berdasarkanUU Darurat No 3 Tahun 1953. Pada
perkembangannya daerah-daerah tersebut menjadiwilayah-wilayah kecamatan sebagai
bagian dari Kabupaten Kapuas Hulu.
1.Asal
Mula Kata Putussibau
Nama
Putussibau menurut cerita rakyat yang berkembang di KotaPutussibau
berasal dari gabungan kata “putus” (memutus atau memotong) dan‘Sibau”
(nama sungai yang membelah kota Putussibau). Sungai Sibau dinamakandemikia
karena daerah di kiri kanan yang dilalui sungai Sibau banyak terdapat pohon/kayu
Sibau yang buahnya seperti buah rambutan. Selain Sungai Sibau, KotaPutusibau juga dialiri Sungai Kapuas yang merupaan
sungai terpanjang diIndonesia.Wilayah
Kabupaten Kapuas Hulu sendiri dinamakan demikian karena dikabupaten
inilah yang menjadi hulu Sungai Kapuas. Sungai Kapuas yang melewatiKota Putussibau telah memutus aliran Sungai Sibau
yang membelah KotaPutussibau sehingga
dikatakan Putussibau. Menurut versi cerita rakyat lainnya, bahwa
munculnya nama Putussibau berasal dari kata “Sibau” yang merupakan jenis2 pohon/kayu Sibau yang buahnya seperti buah
rambutan. Daun pohon ini dapatdigunakan
sebagai bahan pewarna pada tikar. Diceritakan dahulu kala ada pohonSibau
yang tumbuh besar ditepi sungai. Pohon Sibau tersebut tumbang menghalangialiran sungai, dan dari peristiwa itulah
masyarakat menamakan daerah itu dengannama Putussibau.
2.Asal
Mula Penduduk Putussibau
Pada
mulanya penduduk yang mendiami Kota Putussibau adalah orangDayak
Kantu’ dan Dayak Taman. Daya Kantu’ berasal dari daerah Sanggau
yang berimigrasi ke timur. Orang-orang Dayak Kantu’ tinggal di sebelah
selatan KotaPutussibau. Sedangkan orang Dayak Taman
tinggal di daerah hilir di kampongTeluk Barat.
Setelah berimigrasi ke Putussibau, banyak dayak Taman yangmemeluk
agama Islam. Selain dua suku tersebut, ada pula Suku Kayan yangmenetap
di daerah Kedamin. Suku Kayan ini juga banyak yang memeluk Islam.Sebelum
kedatangan Bangsa Belanda, suku-suku Dayak ini membentuk pemerintahan
tradisional sendiri yang mengatur wilayahnya masing-masing. Padaabad ke-19 Masehi
mereka termasuk dalam wilayah Kerajaan Selimbau.
B.Masa
Penjajahan1.Kondisi Sosial Politik Zaman Belanda
Belanda datang
pertama kali ke wilayah Kapuas Hulu di Kerajaan Selimbau pada tahun 1847, dengan pemerintahan Abbas Surya Negara. Orang
Belanda yangdating ke kerajaan
Selimbau tersebut adalah Asisten Residen Sintang bernamaCettersia. Dia datang dengan maksud meminta izin
kepada Raja Selimbau untuk menebang kayu di daerah Kenerak. Kayu tersebut
oleh Belanda untuk mendirikan benteng di daerah Sintang. Permohonan
tersebut dikabulkan oleh raja Selimbaudengan perjanjiannya adalah bahwa
seandainya jumlah kayu yang dibutuhan banyak maka mereka diperbolehkan
bekerja lebih lama di Kenerak.
Setelah
perjanjian disetujui oleh kedua belah pihak, Cettersia kemudianmenyuruh tukang
kayu Cina dan satu orang Melayu Bugis bernama Wak Cindarok.Kayu-kayu hasil
tebangan tersebut diangkut melalui sungai Kenera, Kendali, Raya,Kenepai, Gebong, Rigi, Riau, Lemeda, Marsida,
Kemelian, Subang, danKemayung.Pada
tanggal 15 November 1823 (11 Rabiul Awal 1239 H), pada masa pemerintahan
Pangeran Soema, pemerintahan koloni Hindia Belanda mengakuikedaulatan Kerajaan Selimbau yang menguasai tanah
negeri Silat. KemudianKerajaan Selimbau mendirikan negeri baru yang diberi nama
Nanga Bunut danmengangkat Abang
Berita sebagai rajanya dengan gelar Raden Suta.Sejak pangeran Muhammad
Abbas Negara berkuasa, terjadi konflik antara KerajaanSelimbau dengan Kerajaan
Sintang.Pada tahun 1838 M, Kerajaan Sintang melakukan
penyerangan terhadapKerajaan
Selimbau. Kerajaan Sintang dipimpin oleh Pangeran Adipati MohJamaluddin meyerang Kerajaan Selimbau pada
tanggal 7 Ramadhan 1259 H.Kerajaan
Selimbau meminta bantuan kepada Kerajaan Pontianak yang dipimpinoleh
Sultan Syarif Usman bin Sultan Syarif Abdulrahman Al Kadri. PemerintahanKolonial Hindia Belanda juga turut campur dalam
peperangan itu karena pihak Belanda
mempunyai perjanjian dengan Kerajaan Pontianak dalam masalahkeamanan dan
peperangan.Selain berkonflik dengan Kerajaan Sintang, Kerajaan Selimbau juga
sempat berperang dengan Kerajaan
Sekadau di daerah Sungai Ketungau. Pada tanggal 15Desember 1847, Pangeran Muh Abbas Surya Negara
mendapat pengakuan dari pemerintah kolonia Hindia Belanda untuk memimpin
tanah Kapuas Hulu yangwilayahnya sampai ke hulu negeri Silat. Pada
pemerintahan Pangeran Abbas inilahKerajaan Selimbau mengalami zaman keemasan
dan mempunyai daerah kekuasaanyang sangat luas sampai ke daerah Batang Aik
Serawak Malaysia. Panembahan HajiMuda Muh
Saleh Pakunegara mendapat pengakuan kedaulatan oleh pemerintahancolonial Belanda di Batavia sebagai
penguasaKerajaan Selimbau. Ia diangkatmenjadi
raja ke-23 pada tanggal 28 Februari 1882 M. panembahan H. Gusti MuhUsman
menjadi raja terakhir Kerajaan Selimbau yang ke 25, beliau dinobatkan oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1912 M. Pada
masanya ini Kerajaan Selimbau4
mengalami
penderitaan karena harus membayar pajak tinggi. Beliau meninggaltahun 1923 M.Selama kedudukan Gusti Muhammad Usman,
pemerintahan Belandamelakukaan beberapa perjanjian:1) Tanggal 15 November 1823 M dengan Pangeran
Soama. Isi perjanjian adalah pengakuan
pemerintahan Belanda atas kedaulatan Kerajaan Selimbau yangmenguasai tanah negeri Kapuas Hulu dan negeri
Silat.2) Tanggal 5 Desember 1847 M, dengan Pangeran Muh Abbas Surya
Negara. Isi perjanjiannya adalah
pengauan pemerintah Belanda atas kedaulatan KerajaanSelimbau di tanah Kapuas hulu yang kekuasaannya
sampai ke Hulu NegeriSilat.3)
Tanggal 27 Maret 1855 M, dengan Pangeran Muh Abbas Surya Negara. Isi perjanjiannya adalah pengauan pemerintahan
Belanda atas kedaulatan KerjaanSelimbau di Tanah Kapuas Hulu. Daerah yang telah
ditaklukkan oleh PangranMuh Abbas meliputi: Dayak Batang Lumpur yang tinggal di
Suriyang, Tangit,Sumpak, Semenuk, dan Lanja.4) Tanggal 28 Februari 1880 M, dengan Pangeran Haji Muda Agung Muh SalehPakunegaraPada masa pemerintahan Belanda (sekitar tahun
1936), Sintang merupakandaerah
landschop di bawah naungan pemerintahan Gouvernement. DaerahLandschop
ini terbagi menjadi 4 (empat) onderafdeling yang dipimpin oleh
seorangcontroleur atau gesagkekber, yaitu :1.Onderafdeling
Sintang, berkedudukan di Sintang;2.Onderafdeling
Melawi, berkedudukan di Nanga Pinoh;3.Onderafdeling Semitau, berkedudukan di
Semitau;4.Onderafdeling Boeven Kapuas, berkedudukan di Putussibau.Pemerintahan Landschop ini berakhir pada Tahun
1942 dan kemudiantampuk pemerintahan diambil alih oleh Jepang.
2.
Perlawanan Terhadap Bangsa Belanda
Perlawanan
yang dilakukan oleh rayat Putussibau terhadap pemerintahanBelanda di antaranya
dilaukan oleh Djeranding Abdurrahman yang berasal dariSuku Dayak Iban yang
memeluk Islam. Pada masa mudanya Djeranding pernahsekolah sampai
kelas V SD. Melalui pendidian tersebut beliau mulai mengerti akankondisi
bangsanya yang sedang di jajah Belanda.Djeranding
mulai terjun dalam pergerakan setelah bertemu dengan GustiSulung Lelanang,
bersamanya Djeranding terjun dalam organisasi Serikat Rakyat.Dalam
organisasi ini Djeranding mengadakan propaganda di kalangan Suku Dayak dan membantu menerbitkan Surat Kabar Halilintar di
Pontianak pada tahun 1925.Djeranding
kemudian dibuang oleh pemerintah Belanda ke Bevon Digul PapuaBarat pada tahun
1927 karena ativitasnya dianggap menentang pemerintahanBelanda.
3.Kondisi
Sosial Ekonomi Zaman Jepang
Pada
masa pemerintahan Jepang ini, struktur pemerintahan yang berlakutidak
mengalami perubahan hanya sebutan wilayah kepala pemerintahan yangdisesuaikan
dengan bahasa negara yang memerintah ketika itu. Kepala Negaradisebut Kenkarikan
(semacam Bupati sekarang) sedangkan wakilnya disebutBunkenkarikan dan
di setiap kecamatan diangkat Gunco (Kepala Daerah).Jepang masuk ke Kapuas Hulu pada tahun 1942 dengan membuka pertambangan Batu Bara di bagian hulu Sungai
Tebaung dan Sungai Mentebah.Dengan
mempeerjakan orang pribumi, dengan jam kerja 8 jam/hari. Pada masa pendudukan Jepang di Kalimantan Barat antara
tahun 1942-1945 wilayah KapuasHulu dipimpin oleh; Abang Oesman (1942-1943), K.
Kastuki (1943-1944), danHonggo (1944-1945)
4.Perlawanan
Terhadap Bangsa Jepang
Pada
masa Jepang berkuasa di Kalbar antara tahun 1942-1945, wilayahKapuas
Hulu juga termasuk dikuasainya. Pada awalnya kedatangan Jepangmendatangkan
harapan akan membebasan rakyat dari penjajahan Belanda. NamunSwapraja:
Swapraja Sambas, Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Matan,Sukadana, Simpang,
Sanggau, Sekadau, Tayan, dan Sintang. Sedangkan NeoSwapraja : Meliau,
Nanga Pinoh, dan Kapuas Hulu.Presiden Kalimantan Barat melalui Surat Keputusan
Nomor 161 tanggal 10Mei 1948 membentuk suatu ikatan federasi dengan nama daerah
Kalimantan Barat.Untuk mendukung federasi
ini, Belanda mengeluarkan Besluit LuitenantGouverneur Kenderal Nomor 8
tanggal 2 Maret 1948 yang isinya adalah pengakuanstatus Kalimantan Barat sebagai daerah Istimewa dengan pemerintahan
sendiri beserta sebuah Dewan Kalimantan Barat.Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), daerah
Kalimantan berstatussebagai daerah
bagian (bukan Negara Bagian) yang terdiri dari satuan-satuankenegaraan
seperti Daya Besar, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Banjar.Dengan adanya tuntutan rakyat, maka DIKB yang
dipandang sebagai peninggalan pemerintah Belanda, berdasarkan keputusan
Dewan Kalimantan Barat tanggal 7Mei 1950, dengan masing-masing No 235/R dan
235/R menyatakan bahwa baik badan pemerintah harian DIKB
maupun pejabat kepala pusat PIS yang diwakili olehseorang pejabat berpangkat
presiden.Pada masa kemerdekaan kemudian
Pemerintah Kabupaten Kapuas Huludibentuk berdasarkan Undang-undang Darurat
Nomor 3 Tahun 1953 tentangPembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 9
Tambahan Lembaran Negara Nomor 352). Daerah Tingkat II KabupatenKapuas Hulu
terbentuk bersamaan dengan Daerah Tingkat II lainnya di PropinsiKalimantan
Barat.
3.Jumlah Penduduk
Berdasarkan registrasi penduduk Kabupaten Kapuas Hulu diperoleh data jumlah penduduk Kapuas Hulu tahun 2007 mencapai 216.918 jiwa dengan rincian109.932 jiwa laki-laki dan 106.986 jiwa perempuan yang tersebar di 23 Kecamatandengan mata pencaharian sebagian besar adalah petani.
D. Potesi Wisata dan Peninggalan Sejarah Di Kota Putussibau1. Potensi Wisata
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu daerah tujuan wisata di propinsi Kalimantan Barat. Sungai Kapuas yang masih terpelihara alamnya, budayadan kearifan tradisional masyarakat. Terdapat dua kawasan yang telah ditetapkansebagai kawasan Taman Nasional yaitu Betung Kerihu dan Danau Sentarum.Potensi pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu selain ditunjang oleh bentang alamyang indah juga ditunjang oleh keunikan budaya yang ada. Pemerintah KabupatenKapuas Hulu melalui Dinas Pariwisata dan kebudayaan telah mengambil kebijakandengan membagi empat wilayah yaitu: bagian Timur Kapuas Hulu, Barat , Utara,dan Selatan Kapuas Hulu.Pembagian wilayah ini dimaksudkan untuk mempermudah pengembangan program pariwisata berkenaan dengan kelompok-elompok atraksi yang ada,sehingga pengembangannya dapat terkonsentrasi berdasarkan kelompok masing-masing wilayah tersebut.
2.Peninggalan Sejarah
Di Kota Putussibau terdapat peninggalan sejarah yaitu berupa Situs Neolitikum di Nanga Balang, Kecamatan Putussibau Selatan dan Rumah Mayat(Kulambu) Semangok II yang terletak di Kecamatan Putussibau Utara. Kedua peninggalan sejarah tersebut telah terdaftar sebagai benda cagar budaya.
KESIMPULAN
Kota Putussibau adalah salah satu nama daerah dan tempat diantara beberapa namadaerah yang ada diwilayah kabupaten Kapuas Hulu. Kota ini terletak di huluSungai Kapuasyang memiliki panjang 1,143 kilometer, dan 56 persen dari luas wilayah kabupatenini adalah kawasan konservasi dalam bentuk taman nasional dan hutan lindung.(Coordinates: 0°51'58"N 112°55'28"E). Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu dinamakandemikian karena di kabupaten inilah yang menjadi hulu Sungai Kapuas.Sungai Kapuas yang melewati Kota Putussibau telah memutus aliran Sungai Sibauyang membelah Kota Putussibau sehingga dikatakan Putussibau. Menurut versi ceritarakyat lainnya, bahwa munculnya nama Putussibau berasal dari kata “Sibau” yangmerupakan jenis pohon/kayu Sibau yang buahnya seperti buah rambutan. Diceritakandahulu kala ada pohon Sibau yang tumbuh besar ditepi sungai. menghalangi aliran sungai.Kota Putussibau berdiri pada tanggal 1 Juni 1895, sewaktu pemerintah kolonialHindia Belanda menempatkan seorang Controleur di wilayah Boven Kapuas bernama L.C.Westenemk (1895-1897) yang berkedudukan di Putussibau. Pada masa kemerdekaankemudian Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dibentuk berdasarkan Undang-undangDarurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9 Tambahan Lembaran Negara Nomor 352).Daerah Tingkat II Kabupaten Kapuas Hulu terbentuk bersamaan dengan Daerah Tingkat IIlainnya di Propinsi Kalimantan Barat.Berdasarkan landasan historis, pemerintah Kabuaten Kapuas Hulu mengadakanSeminar yang membahas ”Hari Jadi Kota Putussibau” pada tanggal 14-15 Februari 2005 diPutussibau. Hasil seminar tersebut menjadi dasar keluarnya Peraturan Daerah (Perda)Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Penetapan Hari Jadi KotaPutussibau.Demikianlah makalah ini penulis persembahkan agar dapat memberikan manfaatkepada sidang pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis agar dapat lebihmengenali serta memahami asal-usul kota Putussibau.
3.Jumlah Penduduk
Berdasarkan registrasi penduduk Kabupaten Kapuas Hulu diperoleh data jumlah penduduk Kapuas Hulu tahun 2007 mencapai 216.918 jiwa dengan rincian109.932 jiwa laki-laki dan 106.986 jiwa perempuan yang tersebar di 23 Kecamatandengan mata pencaharian sebagian besar adalah petani.
D. Potesi Wisata dan Peninggalan Sejarah Di Kota Putussibau1. Potensi Wisata
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu daerah tujuan wisata di propinsi Kalimantan Barat. Sungai Kapuas yang masih terpelihara alamnya, budayadan kearifan tradisional masyarakat. Terdapat dua kawasan yang telah ditetapkansebagai kawasan Taman Nasional yaitu Betung Kerihu dan Danau Sentarum.Potensi pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu selain ditunjang oleh bentang alamyang indah juga ditunjang oleh keunikan budaya yang ada. Pemerintah KabupatenKapuas Hulu melalui Dinas Pariwisata dan kebudayaan telah mengambil kebijakandengan membagi empat wilayah yaitu: bagian Timur Kapuas Hulu, Barat , Utara,dan Selatan Kapuas Hulu.Pembagian wilayah ini dimaksudkan untuk mempermudah pengembangan program pariwisata berkenaan dengan kelompok-elompok atraksi yang ada,sehingga pengembangannya dapat terkonsentrasi berdasarkan kelompok masing-masing wilayah tersebut.
2.Peninggalan Sejarah
Di Kota Putussibau terdapat peninggalan sejarah yaitu berupa Situs Neolitikum di Nanga Balang, Kecamatan Putussibau Selatan dan Rumah Mayat(Kulambu) Semangok II yang terletak di Kecamatan Putussibau Utara. Kedua peninggalan sejarah tersebut telah terdaftar sebagai benda cagar budaya.
KESIMPULAN
Kota Putussibau adalah salah satu nama daerah dan tempat diantara beberapa namadaerah yang ada diwilayah kabupaten Kapuas Hulu. Kota ini terletak di huluSungai Kapuasyang memiliki panjang 1,143 kilometer, dan 56 persen dari luas wilayah kabupatenini adalah kawasan konservasi dalam bentuk taman nasional dan hutan lindung.(Coordinates: 0°51'58"N 112°55'28"E). Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu dinamakandemikian karena di kabupaten inilah yang menjadi hulu Sungai Kapuas.Sungai Kapuas yang melewati Kota Putussibau telah memutus aliran Sungai Sibauyang membelah Kota Putussibau sehingga dikatakan Putussibau. Menurut versi ceritarakyat lainnya, bahwa munculnya nama Putussibau berasal dari kata “Sibau” yangmerupakan jenis pohon/kayu Sibau yang buahnya seperti buah rambutan. Diceritakandahulu kala ada pohon Sibau yang tumbuh besar ditepi sungai. menghalangi aliran sungai.Kota Putussibau berdiri pada tanggal 1 Juni 1895, sewaktu pemerintah kolonialHindia Belanda menempatkan seorang Controleur di wilayah Boven Kapuas bernama L.C.Westenemk (1895-1897) yang berkedudukan di Putussibau. Pada masa kemerdekaankemudian Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dibentuk berdasarkan Undang-undangDarurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9 Tambahan Lembaran Negara Nomor 352).Daerah Tingkat II Kabupaten Kapuas Hulu terbentuk bersamaan dengan Daerah Tingkat IIlainnya di Propinsi Kalimantan Barat.Berdasarkan landasan historis, pemerintah Kabuaten Kapuas Hulu mengadakanSeminar yang membahas ”Hari Jadi Kota Putussibau” pada tanggal 14-15 Februari 2005 diPutussibau. Hasil seminar tersebut menjadi dasar keluarnya Peraturan Daerah (Perda)Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Penetapan Hari Jadi KotaPutussibau.Demikianlah makalah ini penulis persembahkan agar dapat memberikan manfaatkepada sidang pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis agar dapat lebihmengenali serta memahami asal-usul kota Putussibau.